Sastra dan Konflik Sosial Pasca Arab Spring Pemerintahan Bashar Assad Dalam Novel Amal fī Sūriā (Telaah Sosiologi Sastra)
DOI:
https://doi.org/10.58223/al-irfan.v2i1.495Keywords:
Literature, Arab SpringAbstract
Berbicara mengenai sastra tentu tiada lepas dari pengarang dan masyarakat. Pengarang sebagai subjek karya sastra sedangkan masyarakat sebagai objeknya kemudian berkat seorang pengarang maka terciptalah sebuah karya sastra. Dalam kehidupan masyarakat tentu tiada bisa terlepas dari perseteruan ataupun konflik baik itu bersifat konflik antar pribadi atau perorangan maupun antar kelompok dan golongan. Seringkali seorang pengarang atau sastrawan mengangkat mengenai peristiwa sejarah yang bersifat fakta lalu dituangkannya ke dalam karya sastranya dalam hal ini adalah novel. Namun terlepas dari semua itu tidak bisa juga dikatakan bahwa semua karya sastra bersifat realita. Sebagaimana yang tercantum dalam novel Amal fī Sūriā karya seorang sastrawan perempuan asal Aleppo, Suriah yang bernama Dina Nasrini. Di dalam novel tersebut banyak sekali menceritakan mengenai konflik sosial ataupun peperangan yang terjadi di Suriah pada tahun 2011 lalu.Konflik tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik itu ekonomi, politik,keagamaan dan sebagainya. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan objektif dengan memberikan perhatian utama pada unsur-unsur yang terdapat di dalam teks cerita yang menjadi objek material dalam penelitian ini. Selain daripada itu, peneliti juga menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian di susul dengan analisis.1 Langkah yang akan ditempuh peneliti adalah membaca dan menghayati dengan seksama teks yang akan diteliti untuk mengungkapkan teks aspek social yang terjadi dalam novel tersebut. Ada dua teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, teori sastra Rene Wellek, sastra sebagai cerminan kenyataan. Sosiologi sastra sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Syawqi Dayf pun mengungkapkan bahwa tidak ada sastra tanpa adanya emanasi masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa novel Amal fī Sūriā sarat sekali menggambarkan mengenai konflik sosial Suriah yang terjadi pada masa pemerintaha Bashar Assad di Suriah hal itu sangat terlihat dalam teks yang banyak sekali menggambarkan mengenai kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh Bashar Assad terhadap rakyat Suriah. Perbedaan dalam aspek ideologi, politik menjadi faktor utama yang menyebabkan konflik semakin meluas bahkan berujung pada peperangan sipil di Suriah. Melalui novel ini, pengarang telah memberikan gambaran bahwa rezim Assad merupakan salah satu contoh dari rezim yang otoriter, tiran dan juga diktator terhadap rakyatnya sendiri. Dan novel ini dapat menjadi cerminan mengenai peristiwa pada masanya yaitu masa pemerintahan Bashar Assad.
References
Agastya, M. (2013). Arab Spring: Badai revolusi Timur Tengah yang penuh darah. Jogjakarta: IRCiSoD.
Apriadi, T. (2011). Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan para penguasa otoriter di negara-negara Timur Tengah. Jakarta: PT. Buku Seru.
Armandhanu, D. (2014, Februari 6). Jadi tawanan, anak-anak Suriah disiksa dan diperkosa (Mereka dipukuli kabel besi, disundut rokok dan dicabuti kukunya). [Artikel online].
Burrowes, R., & Muzzio, D. (1972). The road to the Six Day War: Aspects of an enumerative history of four Arab states and Israel, 1965–1967. The Journal of Conflict Resolution, 16(2).
Dabashi, H. (2012). The Arab Spring: The end of postcolonialism. New York: Zed Books. Arab Studies Quarterly, 34(4), Fall 2012.
Dayf, S. (n.d.). Al-Bahth al-Adabi: Tab’atuh, Manahiju, Usūluh, Masādiruh. Kairo: Dār al-Ma’ārif.
Haran. (2016). Roots of the Syrian crisis. Institute of Peace and Conflict Studies, Maret.
Ibish, H. (2012, Juli/Agustus). Was the Arab Spring worth it? Foreign Policy, 194.
Lawson, F. (1998). Why Syria goes to war. Shofar, 16(3). Ithaca and London: Cornell University Press.
Lembaga Kajian Syamina. (2015). Bekerja mencegah kezaliman: Yaman konflik yang tak kunjung usai. XVII, Januari–Februari.
Ostrand, N. (2015). The Syria refugee crisis: A comparison of responses by Germany, Sweden, the United Kingdom, and the United States. Journal on Migration and Human Security (JMHS), 3(3).
Raphaeli, N. (2007). Syria’s fragile economy. Middle East Review of International Affairs (MERIA), 11(2), Juni.
Ratna, N. K. (2007). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rózsa, E. N., et al. (2012). The Arab Spring, its impact on the region and on the Middle East Conference. Academic Peace Orchestra Middle East, 9/10, Agustus.
Sahide, A. (2013). Ketegangan politik Syi’ah-Sunni di Timur Tengah. Yogyakarta: The Phinisi Press.
Sahide, A. (2013). Konflik Syi’ah-Sunni pasca The Arab Spring. Kawistara, 3(3), 22 Desember 2013.
Setiawati, S. M. (2012). Pergolakan panjang Suriah: Masih adakah Pan-Arabisme dan Pan-Islamisme? Jurnal CMES, 5(1), Juli–Desember.
Sharp, J. M., & Blanchard, C. M. (2013, September 6). Armed conflict in Syria: Background and U.S. response. Congressional Research Service.
Yazqan, P. (2015). Migration Letters, 12(3), 181–192. https://doi.org/[tambahkan jika ada]
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Zuhirawati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Lisensi :
Al-Irfan: Journal of Arabic Literature and Islamic Studies is published under conditions Creative Commons Attribution 4.0 International License / CC BY 4.0 This license permits anyone to copy and redistribute this material in any form or format, modify, modify, and make derivative works of this material for any purpose, including commercial purposes, so long as they credit the author for the original work.





